Debat Pilwakot Bandar Lampung 2015 Bukan Untuk Saling Menjatuhkan
Bandar Lampung, kpu.go.id – Debat Publik Antar Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung 2015, menurut Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandar Lampung, Fauzi Heri ditujukan untuk mempertajam visi dan misi yang diusung oleh masing-masing pasangan calon (paslon), Rabu (25/11).
“Tujuan utama dari pertanyaan tim pakar pada debat publik ini untuk mempertajam visi dan misi calon, bukan untuk saling menjatuhkan,” tutur Heri.
Hal tersebut menjadi fokus utamanya karena ia ingin debat publik ini menjadi sarana KPU untuk mengekseplor visi dan misi masing-masing paslon, sehingga masyarakat bisa mendapat gambaran tentang sosok yang akan memimpin Kota Bandar Lampung dalam 5 (Lima) tahun mendatang.
“Prinsipnya kita mau mengeksplore mereka, bukan memberikan pertanyaan yang tidak bisa dijawab,” sambung Heri.
Untuk menyusun 6 (Enam) pertanyaan pada debat publik yang ke 3 (Tiga) ini, Heri mengatakan bahwa KPU telah memulainya sejak awal bulan November. Dengan tim penyusun (pakar) yang terdiri dari DR. Nairobi, Lektor Kepala Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Lampung (Unila), dan Dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila, Meiliyana.
“Awal bulan (November) kami (KPU) mengundang tim pakar, kami sampikan tema untuk gambaran pertanyaan, minggu kedua mereka setor, lalu kita cek terkait materi adakah kesamaan materi dengan debat-debat yang lalu, ada beberapa perbaikan, kita mintakan, minggu ketiga sudah final,” jelas dia.
Ketua KPU Kota Bandar Lampung, Fauzi Heri
Untuk tema debat terakhir ini terdiri dari 6 (Enam) isu, diantaranya Memajukan kesejahteraan masyarakat; memajukan daerah; meningkatkan pelayanan masyarakat; penyelesaian persoalan daerah; menyerasikan pelaksanan pembangunan daerah, serta memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Debat terakhir ini berjalan cukup menghibur layaknya acara kuis, dimana DR. Erlina Pane, Lektor dan Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Bandar Lampung selaku Moderator mempersilahkan masing-masing paslon untuk memilih 1 diantara 6 tema yang terpampang di layar berukuran jumbo. Setelah moderator membacakan pertanyaan, masing-masing paslon diberi waktu 2 menit untuk menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan visi dan misi tiap paslon.
Pertanyaan tersebut disusun oleh tim pakar dengan bobot yang sama, sehingga masing-masing paslon dapat mengurai visi dan misinya tanpa adanya prasangka keberpihakan KPU kepada salah salu paslon.
“Kita menegaskan dari awal bahwa pertama bobot pertanyaan harus seimbang, kedua pertanyaan harus sama dengan tema, ini kami utamakan sebagai penyelenggara,” kata Heri.
KPU telah membagi acara debat publik yang disiarkan oleh Radar TV tersebut menjadi 3 (Tiga) segmen. Segmen pertama adalah menjawab pertanyaan tim pakar, segmen kedua tanya jawab antar pasangan calon, dan segmen ketiga adalah closing statement.
Dalam debat yang berlangsung di Ballroom Hotel Novotel, Jalan Gatot Subroto Nomor 136, Kota Bandar Lampung tersebut diikuti oleh tiga paslon yakni; paslon Nomor Urut 1 Muhammad Yunus - Ahmad Muslimin dari Jalur Independen dengan jumlah dukungan 76.030 penduduk.
Paslon Nomor Urut 2 H. Herman HN - Muhammad Yusuf Kohar, yang didukung oleh gabungan partai politik (parpol) Gerindra (5 Kursi), PDI Perjuangan (10 Kursi), Partai NASDEM (5 Kursi), PKS (5 Kursi) Partai Demokrat (5 Kursi), serta PKB (1 Kursi).
Kemudian paslon Nomor Urut 3 Tobroni Harun - Komarunizar yang didukung oleh PAN (7 Kursi), PKPI (1Kursi), dan Partai Hanura (2 Kursi). (rap/red. FOTO KPU/us/Hupmas)
Bagikan:
Telah dilihat 1,265 kali